Skip to main content

Puisi Konser Pilkada Jilid Dua Jakarta | Puisi Kritik Sosial Politik

Puisi Konser Pilkada Jilid Dua Jakarta | Puisi Kritik Sosial Politik

Puisi konser pilkada jilid dua jakarta. Pengertian pilkada adalah pemilihan kepala daerah, yang biasa diselenggarakan secara langsung oleh penduduk, wilayah administratif setempat yg memenuhi syarat tertentu.

Pilkada biasanya di diselenggarakan satu paket beserta dengan wakil kepala daerah. diantaranya Gubernur serta wakil gubernur untuk provinsi, Bupati dan wakil bupati buat kabupaten, serta Wali kota serta wakil wali kota buat kota.

Berkaitan dengan kata pilkada, salah satu dari dua puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah puisi pilkada atau puisi tema pilkada, yaitu konser pilkada jilid dua, jakarta.

Puisi kritik sosial tentang pilkada yang dipublikasikan ini menceritakan tentang pilkada jakarta.

Ada dua puisi kritik sosial bertema tentang pilkada jakarta adapun masing masing judul puisinya antara lain:

  • Puisi Sidang Ahok
  • Puisi Konser Pilkada Jilid Dua Jakarta.

Kedua puisi tentang pilkada adalah puisi dalam bentuk puisi esai karya dari seorang bernama pena Fredy.


Puisi Kritik Sosial Tentang Pilkada

Bagaimana cerita puisi kritik sosial politik dalam bait bait puisi tentang pilkada yang dipublikasikan puisi dan kata bijak.

Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak saja puisi berikut ini.


PUISI KONSER PILKADA JILID DUA JAKARTA

sebelum tampil parade
suara diobral seharga tempe
atau dilegonya cinta pelacʋr di rʌnjang krenyit
sambil gᥱnit merajuk setinggi langit
partaiku kan partai besar
cukupkah uangmu sebagai mahar

atau dalihnya melebihi ocehan belibis
partai kami bukan partai pengemis
tapi demi nasionalis yang patriotis kuserahkan dengan suara bulat yang melankolis asal lembaran bermilyar bukanlah atheis
dan tentu saja harus menjabat pada yang paling strategis.

gincu-gincu beradu, kecʋp mesra bermadu, lalu mengusung paslon dengan suara menggebu
DKI yang ayu
membuat mata partai sayu
terbang kelangit biru
padahal mendung kerap mengganti menjadi kelabu

pada mata-mata yang tahu
sering terguyur hujan, terendam banjir sepertiku
lalu sekonyongnya kau jual harga suaraku
demi legalkan cintamu yang tʌbu
ah, sʌru!

Fredi FA
Jakarta, 230217


PUISI SIDANG AHOK

Isinya sorak-sorai
Tepuk tangan
Hujat-hujan
Palu diketuk, menenangkan

Prasangka bersaksi atas nama hati
Sedang hati sedari tadi sembunyi
Malah kerap hati mengenakan topeng paling suci
Sebab ia tak mau nanti malu hati

Lalu pembela mencubit manja hati
Ayolah katakan yang sebenarnya dikau yang paling hati
Nanti aku berjanji, kan kukirim bunga malam ini
Bunga surgawi yang harum semerbak mewangi
Tapi hati menahan diri, sebab masih berharga diri

Kemudian meja penggugat nyaring dengan telunjuknya
Menuntut hati harus mengakui
Kesalahan hati, yang hakiki
Hati pun bersandar kini kulihat parasnya pasrah

Namun kemudian bangkit dan mengg0da
Wahai jaksa penuntut, bagaimana kalo kita di sini turut menari dan bernyanyi dengan aku, hati
Biar kau dan aku tak tersakiti, tak seorang pun sakit hati

Sedang Pak Hakim, yang di tengah-tengah tersenyum, tanda senang hati
Dan di deretan pengunjung dan penonton tȉvi melihat dengan mata hati, agar tak salah hati kali ini.

Dan aku dengan sebatang r 0 k o k segelas kopi beranjak berdiri, setelah kumatikan remote tivi, sebab kali ini aku sedang bosan hati, menyaksikan dua hati yang sedang berselisih, kapan kan damai dikau, hati?!

Fredi FA
Jakarta, 240217


Demikianlah puisi konser pilkada jakarta dan puisi sidang Ahok. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga di ats dapat menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.