Skip to main content

Puisi Pada Gitarku | Puisi Esai

 Puisi Pada Gitarku | Puisi Esai

Puisi dan kata bijak. puisi pada gitarku. Gitarku hidupku kekasihku, begitu bangga memahat langit dengan lantangnya, sudah berapa laguku merʌyu pada nada syair cinta menuntun memantulkan suara, terdengar lirih berirama cinta.

Pragraf diatas adalah salah satu bait dari dua puisi esai yang yang ditulis oleh Fredy dan dipublikasikan blog puisi dan kata bijak.

Dan berikut ini adalah masing-masing judul dua puisi esai yang di terbitkan puisi dan kata bijak diantaranya.

  • Puisi Masih dihantar
  • Puisi Pada gitarku

Apa Itu Puisi Esai. Puisi esai adalah puisi yang ditulis berdasarkan fakta peristiwa tertentu dan dituangkan dalam bahasa komunikasi yang mudah dipahami.


Dua Puisi esai Karya Fredy

Bagaimana cerita puisi dan makna dibali rangkaian kedua puisi esai tersebut. Selengkapnya silahkan disimak saja di mulai dari puisinya dibawah ini.


PUISI PADA GITARKU

Entah sudah berapa laguku merʌyu
Entah pada nada yang mana lagi syair cinta menuntun eja
Atau mungkin pula senar di sana mulai lelah memantulkan suara
Yang kadang nyaring, tak jarang memekakkan telinga

Lalu kau dan aku terduduk di tepian beranda
Pada gitar dengan petikkan yang mulai terdengar lirih
Berjanji atas nama cinta
Dan kebersamaan yang rindu dalam dada

Aku cinta padamu ucapmu
Dan kulanjutkan nyanyi ketika
Cinta menulis sejarah tentang kita
Kau dan aku, nduk!

Pada gitar yang tua
Rasa ini masih berirama

Moch. Lintang Pijar N
Jakarta, 170117


PUISI MASIH DIHANTAR

dan suguhan cinta semesta
begitu riuhnya
menjelma menjadi manusia
yang lupa kemanusiaannya
tentang dirinya

yang kemarin begitu bangga
memahat langit dengan lantangnya
atau menikam bumi serindunya
begitu dalam, mereka tenggelam

namun seringkali lena menghinggap di jiwa
ia lupa kata penghantar sebelumnya
manusia adalah memanusiakan dirinya dan sekitarnya
tapi kebutaan seringkali menutup sisinya
hingga ia anggap semesta hanyalah paronama yang biasa
biasa untuk dirayu, dimanja dan dicʋmbu lalu pisah pun adalah kisah yang segaris takdir bicara

kulihat wajah itu bertanya kepada siluet jingga
apa memanglah usia drama harus usai ketika tertutup sudah tirai sekat bicara
atau sebenarnya hidangan kita masih di hantar tepat di hadapan wajah-wajah pencinta sesungguhnya

tanya relung menyesaki dada
benarkah cinta ?!
masih dihantar untuk kita
ataukah kita meski menjemputnya ?!

Bening Restya Ayu
Blitar, 180117


Demikianlah puisi pada gitarku dan puisi masih dihantar. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga puisnya menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.