Skip to main content

Puisi Menyambut Tahun Baru | Puisi Tentang Tahun Baru

Puisi Menyambut Tahun Baru | Puisi Tentang Tahun Baru

Puisi tentang tahun baru | puisi menyambut tahun baru. Pada umumnya ketika menyambut tahun baru masehi, atau saat menjelang tahun baru segala persipan disiapkan, untuk memeriahkan pergantian tahun masehi, akan tetapi ada juga yang menyambut tahun baru dengan doa dan harapan untuk tahun kedepannya.

Nah kumpulan puisi malam pergantian tahun baru yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, menceritakan dan berkisah tentang kata puitis tahun baru dan seluk beluk tentang pergantian tahun baru, dalam bentuk kata kata tahun baru dan puisi tentang malam pergantian tahun baru masehi.

Jadi puisi menyambut tahun baru ini adalah puisi tentang pergantian tahun baru masehi, jadi bukan puisi tahun baru Islam atau puisi menyambut tahun baru islam.

Berikut adalah daftar judul puisi tentang tahun baru atau puisi tentang tahun baru atau puisi malam pergantian tahun yang dipublikasikan puisi dan kata bijak diantaranya:

  • Puisi selamat tahun baru
  • Puisi lelakuku berlalu
  • Puisi malam tahun baru
  • Puisi ortu harus bahagia, dan
  • Puisi tahun baru

Salah satau penggalan bait dari beberap puisi tema tentang tahun baru, "Riuh teriak dan tawa bergemuruh mengapung di udara suara petʌsan dan ribuan kembʌng api terbakar terbuang, terlempar jauh ke angkasa uang habis percuma semuanya hanyut dalam kesenangan hurahura"


Puisi Menyambut Tahun Baru | Puisi Tentang Tahun Baru

Bagaimana cerita puisi doa dan harapan tahun baru dalam bait bait puisi tentang tahun baru yang dipublikasikan puisi dan kata bijak.

Untuk lebih jelasnya tentang kata kata puisi tahun baru disimak saja puisi-puisinya berikut ini.


PUISI SELAMAT TAHUN BARU
Herlina Alle

Menutup luka singkirkan duka
Tuntun hati ikhlas mema'afkan
Membuka asa hias senyuman
Harap, tercipta kebahagiaan

Biar berlalu masa silam
Sambut semangat masa depan
Kuatkan tekad pantang menyerah
Gapai cita moga terkabulkan

Selamat datang tahun baru
Tahun lama tetaplah kenangan
Kesalahan menjadi pelajaran
Tuk melangkah maju ke depan

Clp, 311216


PUISI LELAKUKU BERLALU
Adhy Saputra

Detak detik-detik
Tiada sudi menoleh ke belakang
Tinggalkan saat-saat lalu
Merentang sejarah peradaban

Masa kini yang kan berlalu
Hingga lelah musim berganti
Hingga renta sekujur masa
Uzur di ujung nadir kodratnya
Yang memang bertepi
Yang mungkin
Berjarak antara jarijemari
Yang kian dekat mendekap
Sang tuannya

Lelah
Penat
Siapa peduli
Lihatlah mercon bersemburat di langit malam
Percikkan cahaya sukacita
Binarkan beribu tatapan
Serasa seremoni kemenangan

Gegap gempita mengusik malam
Tanpa pernah
Wajahwajah sukacita itu
Menoleh ke belakang
Yang mungkin
Tak lebih indah
Dari kerlapkerlip kembang ʌpi
di langit malam

Ah sudahlah
Kukan tetap berlalu
Tinggalkan gegap gempitanya seremoni itu
Kembali susuri kerinduanku
Pada tuan besarku

Adhy Saputra, penghujung 2016


Puisi Malam Tahun Baru

Riuh teriak dan tawa bergemuruh mengapung di udara
Suara petasʌn dan ribuan kembang ʌpi
Terbakar terbuang, terlempar jauh ke angkasa
Uang habis dengan percuma
Semuanya hanyut dalam kesenangan hurahura


PUISI ORTU HARUS BAHAGIA

Tahun baru tidak perlu gelisah.
Gelisahlah jika waktu berlalu sia-sia
Beraktivitas tidak tahu maksud
Tidak tahu tujuan
Yang dilakukan hanya untuk hura-hura.
Bahkan, membebani orang tua.

Nano Kushartadi


PUISI TAHUN BARU

si Yanto bersandal jepit
mengais malam yang menjerit
bertopi dan berkarung larung
menatap kembʌng api yang tak hentinya menyala dan meraung

ia tersenyum sebentar, kemudian bergegas matanya mencari bekas botol dan gelas mineral yang teronggok di mana-mana
di tengah riuh gemerlapan kota
tak ada teman, apalagi cinta

Yanto bocah dekil pengais sampah
memulung dan menyulam wajah ibukota
yang syairnya adalah harapan yang paling ia cinta
tapi tak ditemuinya
tak mampu walau tuk sekejap mencium kening yang terlalu cantik buatnya
sebab ia takut dan malu
nanti mereka menghardik dan mengusirnya
seperti biasa
setelah pergantian tahun tiba

Yanto membakar sampah
pada pilah kecewanya
di kala yang lainnya
riuh dalam pora yang seribu
Yanto pun pulang dalam desah yang bisu
mencoba menjumpai pucuk-pucuk yang rindu

sesekali tersedu
Yanto pilu
dan berjubel juta rakyat
tak ada yang tahu
sebab hanya ia simpan di balik saku

Bening Restya Ayu
Jakarta, 31 Desember 2016


Demikianlah puisi menyambut tahun baru. Simak/baca juga puisi yang lain di blog ini, semoga menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.