Skip to main content

Puisi Kritik Sosial Tentang Alam | Sambut Nyanyian Alam

Puisi Kritik Sosial Tentang Alam | Sambut Nyanyian Alam

Puisi kritik sosial tentang alam | puisi sambut nyanyian alam. Nyanyian adalah syair yang biasa dilafalkan sesuai dengan nada, ritme, birama, serta melodi tertentu hingga membentuk suatu harmoni yang enak didengar, begitulah sekilas pengertian nyanyian salah satu judul puisi tentang alam atau puisi alam dalam bentuk kata kata kritik sosial.

Sebagaimana Alam adalah bagian dari bumi sebagai tempat kita menetap sekarang ini. alam dapat meliputi segala materi yg hidup dan yg tak hidup yang ada diatas permukaan bumi. Istilah alam sendiri pengertiannya luas sebab dapat mengacu pada fenomena fisik maupun pada kehidupan secara umum dibumi ini.

Sering kita jumpai kata kata alam dalam puisi seperti tentang keindahan alam pedesaan keindahan alam pantai kerusakan alam tentang gunung dan keindahan lingkungan, semua ini menceritakan alam yang kita tempati sekarang ini

Dan kata kata sambut nyanyian alam adalah kombinasi dari dua puisi yang dipubllikasikan blog puisi dan kata bijak di kesempatan ini yang didalam bait baitnya terdapat kata kata kritik sosial tentang alam, adapun masing masing judul puisinya antara lain.

  1. Puisi nyanyian alam
  2. Puisi tanyaku harap sambutmu

Salah satu penggalan bait dari kedua puisinya tersebut. "Banjir datang tenggelamkan dunia Badai singgah kabarkan duka Angin berhembus kirimkan luka. Tangan tangan berlumur nista Mulut kotor bersimbah dusta Mainkan nurani tanpa rasa Jadi raja di negeri para penguasa".


Puisi Kritik Sosial Tentang Alam

Bagaimana kata kata puisi dalam bait puisi kritik sosial tentang alam yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, selengkapnya dismak saja puisinya berikut ini.


Puisi Nyanyian Alam
Husain Ismail

Terdengar lagi jerit halilintar.
Terlihat lagi langitku kelam.
Rintik hujan datang lagi.
Matahari pergi lagi.

Cuaca makin tidak menentu.
Tak ramah kini langitku.
Tak tenteram lagi ombakku.
Tak aman lagi kotaku.
Tak nyaman lagi hidupku.

Banjir datang tenggelamkan dunia.
Badai singgah kabarkan duka.
Angin berhembus kirimkan luka.
Ada apakah denganmu duhai alam ?.

Jauh dari pedalaman rimba.
Kudengar jerit satwa nan resah.
Tangis orang pedalaman.
Menyaksikan mimpi yang tumbang.

Cerita mengalir dari pinggir kota.
Tentang banjir membawa wabah.
Hanyutkan rumah.
Hanyutkan hidup mereka.

Panen gagal di desa desa.
Apa mungkin ini terjadi.
Karena begitu banyaknya dosa.
Yang disemai diatas dunia.

Kotaku pelan tenggelam.
Desaku mulai tertimbun longsor.
Lautku dahsyat bergelombang.
Gunungku makin tel@njang.
Bumi pun mulai goncang.

Jakarta,161116,Husain Ismail.


Puisi Tanyaku Harap Sambutmu
Husain Ismail

Matahari kian tinggi.
Teriknya kian menjadi.
Keluh kesah datang lagi.
Dan peluh resah tumpah lagi.

Lirih merintih.
Letih coba menahan perih.
Dibawah kaki cukong yang sombong.
Sejuta jelata coba melolong.

Tangan tangan berlumur nista.
Mulut kotor bersimbah dusta.
Mainkan nurani tanpa rasa.
Jadi raja di negeri para penguasa.

Kita para pangeran diam.
Di bodohi,..
Di jejali budaya palsu.
Hidup sulit, terus menerus di tipu.
Surga yang damai dalam belenggu.

Keadilan mulai menyipit.
Menyanjung angkuhnya status elit.
Si kecil menjerit jerit.
Hidup kini mulai pailit.

Makan terasa tak lagi nikmat.
Itu pun jarang penuhi waktu.
Jangankan bisa nyenyak terlelap.
Sekejap hampiri mimpi, kita terganggu.

Apakah kita benar bebas merdeka?.
Lalu mengapa bendera kita enggan berkibar.
Di kota dan di desa.
Di gunung dan di lautan.
Kita masih menjadi budak ekonomi.

Jakarta,171116, Husain Ismail.


Demikianlah puisi sambut nyanyian alam. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi kata kata kritik sosial selanjutnya, Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update, Terima kasih sudah berkunjung.