Skip to main content

Puisi Ungkapan Kata Hati Untuk Kekasih

Puisi Ungkapan Kata Hati Untuk Kekasih
Puisi ungkapan kata hati untuk kekasih. Berbicara tentang puisi pendek, maka yang terlintas adalah puisi-puisi yang pendek, sebagaimana di ketahui puisi pendek adalah puisi yang singkat padat dan jelas, dalam penyampaian, Puisi pendek ada beranegara ragam, ada puisi pendek cinta romatis  puisi pendek tentag kekasih dan puisi pendek yang lainnya. dan puisi pendek kali ini adalah ungkapan kata hati untuk kekasih

Sedangkan pengertian kata hati adalah bisikan atau keinginan yang bersumber dari dalam hati yang paling dalam, kata hati biasa juga di sebuat suara hati atau kata hati nurani, kata hati adalah kata kejujuran tanpa campur aduk atau pengaruh orang lain.

Kata hati merupakan suatu penerapan kesadaran moral yg tumbuh serta berkembang dalam hati manusia pada situasi yang konkret. dan suara hati yang menilai tindakan manusia benar atau salah, baik ataupun buruk. dan hati nuranilah tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, sebelum melakukan suatu tindakan. mungkin begitulah sekilas tentang kata hati dan puisi pendek

Salah satu penggalan bait dari puisi kata hati untuk kekasih dikesempatan ini, "Terkadang ada rasa sesak yang kurasa saat kau ada tapi tidak bersamaku, Ada curiga yang meradang di otakku, Ada cemburu yang memburu namun bisu, Kusebut engkau angin yang bertiup sejuk, Selalu berembus ada dan tiada diriku, Tak tersentuh namun kurasa hadirmu menyentuhku". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI PENDEK UNGKAPAN KATA HATI UNTUK KEKASIH

Sekejap waktu kau membuatku indah
Sekejap pula kau lepas, abaikanku
Dalam dukaku kau pergi
Dalam sedihku kau melukai
Inikah gĘŚmbaran sedari awal tiada ketulusan?

Kau hanya mencintai dalam suka
Kau hanya menyayangi dalam canda indah
Namun di saat aku menangis....
Kau malah tak ada merangkulku dengan kasihmu
Inikah ketulusan yang kau tawarkan?

Setelah semua tentangku kau jabarkan
Akulah mawarmu yang tak lagi indah
Dan kau adalah kumbang yang mampu runtuhkan hatiku dengan segala siasatmu
Dengan mengajarkan kejujuran di atas ketidak jujuranmu

Mungkinkah saat ini kau tengah jatuh cinta lagi dengan mawar yang lain?
Semudah kau ucapkan cinta padaku dulu

pucukpucuk cinta masih selalu bersemi
Tak pernah gugur
jatuh pun enggan
masih kokoh menantang kerasnya terpaan sinar mentari

Tulus masih menahan perih tak pernah meninggalkan
Hanya menenangkan jiwa tersayat
Dari fakta yang tersirat

kecewa namun bukan untuk melukai
Tulus menerima setulus tawa ceria yang terangkum dalam cerita
Seceria mawar mawar merah bersemi merekah di hati.
Tak pernah terbesit meruntuhkan.
tak pernah ada siasat sedikit pun.
Namun demi kekaguman dan penasaran padamu.
jujurkah dikau selama ini.

lines

Sekali lagi kukatakan duhai hatiku...
WAKTU takkan pernah kembali
Ia hanya berputar ke titik semula
Teguhkan keyakinan bahwa tiada yang abadi
Kekaguman, kecintaan, kesayangan hanya sesaat
Ketulusanlah yang tak meninggalkan di saat kau berduka
Ketulusanlah yang merangkulmu di saat kau menangis
Bila saat ini kau terabaikan, maka kuatkan jiwamu bahwa kau bukanlah milik siapasiapa
Bahwa kau adalah milik Penciptamu
KarenaNya engkau ada dan karenaNya pula kau kembali
đź’¦padamu embun aku berceloteh....


Telah terasa di setiap gelagat waktu
Telah terbaca di setiap kata teramu
Telah jua kumengerti arti diri di harimu
Usah memuji bila sumpah tak berarti
Usah bersama bila merasa dikhianati
Usah berharap bila tak mempercayai
Tengoklah saja diri...
Apa kau sendiri telah jujur selama ini?

Suci berganti hina
Cinta berubah dusta
Suka melupa, menoreh duka
Bersama hilang tercipta pisah
Kagum membalik menjadi bungkam

Namun sedihku bukanlah lara baru
Hati ini tlah terlatih tuk disakiti
Bahwa....

Sendiri itu tetaplah indah
Tak ada hujatan
Tak ada prasangka
Tak ada penilaian negatif
Tak ada kesakitan yang menghimpit
Pun tiada lagi cemburu yang membelunggu


Terkadang ada rasa sesak yang kurasa saat kau ada tapi tidak bersamaku
Ada curiga yang meradang di otakku
Ada cemburu yang memburu namun bisu
Kusebut engkau angin yang bertiup sejuk
Selalu berembus ada dan tiada diriku
Tak tersentuh namun kurasa hadirmu menyentuhku....
Teruslah yakinkan keraguan ini
Karena aku tak ingin kembali
Ke masa silam yang repihkan hati
Tahukah dirimu?
Sesungguhnya...Aku masih ragu dalam diamku

Cintaku ternoda
Pada hasrat mengabu
Antara cinta dan nafsu
Satu saling beseteru

Apakah tingkah ini nista?
Segenap raga ikut terbawa
Hingga terjatuh padamu
Tak kuasa menahan rasa
Tapi geliatmu terus memaksa

Aku merasa ada yang beda
Semenjak kejadian itu
Kau tak setulus yang kukira
Ampuni hasrat telah merubah semua

Sayang....
Dengan cinta melebur satu dengan nafsu
Aku takut kau pandang rendah

Setelah tergores
Sayatan itu baru terasa perihnya

Bunga yang tertanam mekar melayu
Sedang benih yang masih terlihat menguncup kemarin
Berganti mekar indahan baru

Sakit ini bukan lagi menusuk
Tapi membunuh secara perlahan
Mati suri....kebangkitan sesudah kematian beberapa saat

Kita bukan berdua.....
Tapi banyak dengan mereka
Yang terpanggil dengan mantra dedoa gentayangan kelilingi dunia mayaku

0bat itu diminum untuk menyembuhkan luka
Bukan untuk dicampuri racun agar bekasnya kembali terluka
Mau bunuh aku? Bunuhlah saja.......


Engkau ngga adil Tuhan
Di saat aku merasa bahagia
Merasa tersayang dan di cintai
Telah kembali lagi percayaku dengan dunia semumu ini
Kini kau ambil lagi semuanya.

Adakah yang masih beriku kekuatan tuk berada di dunia semu ini?
Mungkin hanyalah tinggal sebuah pena untukku mengukir aksara
Hatiku kini kembali menjadi sebuah karang
Tetaplah tegar meski ombak biru kini menghempasmu kencang
Kau sudah terlatih tuk seperti ini
Tetaplah indah dan tegar seperti kemarin....
Sendiri!

Akulah mungkin wanita terbodoh
Yang begitu tergelincir di tengah bebatuan yang licin
Padahal di sana...telah ada jurang yang siap menjatuhkanku kembali
Mestinya aku becermin dahulu sebelumnya
Ougghh...
bodohnya aku Tuhaaan

Berlarilah di tengah hujan
Biar tak satupun yang tahu
Kau tengah menangis saat ini
Menyatu bulirmu yang tulus
Namun teranggap hina....
Apa salahku Tuhan?
Selalu saja ini berputar di kisahku
Tersakiti
Di hina
Di hujat
Ketulusan yang terbayar tak sebanding
Mungkin inilah caranya memaki diriku saat kau mulai lagi tertarik dengan merahnya mawar yang lain
Aku terima....!

Percayalah duhai hatiku.....
Ketulusan itu jauh lebih indah meski cinta tidak berpihak padamu
Sebab....
ketulusanmu lebih luas dari sekedar rasa yang kau rasakan kini...

Mawar indah berduri
Tak seputih melati
Berbau bungkai bangkai
Edelweis layu kisah lalu yang tak dipercaya
Bagaiku bunga di tepi jalan dan atau bunga plastik sekedar pajangan
Aku bagai bunga apa lagi?

Apalah hendak dikata
Bila kumencinta tanpa dipercaya
Kurangku tak kau rengkuh
Lebihku kau hempaskan
Aku dan kau kini saling mencinta
Bukan tuk menggores luka kisah lama
Bagaimana cahayaku kan kemilau
Bila kau selalu saja redupkan dengan cemburu yang sakau

Cemburumu butakan rasamu
Susahkan hatimu sakiti aku
Maki aku sepuasmu...
Akupun sakit!!?

Dan....
Adalah kau yang kusebut cinta
Meski ia tak terucap
Akulah pecinta yang tak berucap dengan kata cinta itu sendiri
Asa ini telah penuhi ruang di jiwamu dan tenggelamkan aku dengan waktu
Melebihi dari sekedar kata cinta yang kau inginkan
Hingga....tak sempat kuberucap aku cinta padamu
Seluruhku luruh....bersamamu

Adalah disebut kesakitan bila khianat di atas ketulusan
Namun dengan ketulusan pula
Kesakitan akan ter0bati kembali dengan ketulusannya

Kamu yang mulai.....
Tapi aku yang kau salah
Kamu yang berkata....
Tapi kamu yang ingkar
Aku juga yang kamu salahkan
Siapa yang tidak menghargai siapa?

Memang tak mudah menyatukan perbedaan
Hanya dengan cinta dan pengertian yang mampu buatmu bertahan
Dan waktu adalah proses
Untuk kita saling memahami
Bahwa kita adalah saling membutuhkan

Selaksa prasangkamu...
Kumengerti sebagai cerminan cinta
Namun mari kuajak dirimu...
Untuk kita lihat setetes saja dari lembutku
Tuk redupkan segala cemburu yang membuta
Karena kini....
Sungai yang bermuara di mata beningku...
Adalah milikmu!

Aku kangen kamu Pah
Lelaki satu-satunya di hidup adek yang gak pernah menyakiti
Semoga papah tenang di arsyNya...
Ada dan tiada dirimu tetap adek cinta dengan selalu mengirim doa...
‪#‎Al‬-Fatihah_buat_papah

Aksara di ujung belati
Menguliti tiada jeda
Mengiris habis hingga ke pori
Inikah hati yang mengagungkan cinta?
Haruskah merobek sebuah hati untuk meyatakan cinta yang berlebih?

Aku percaya padaMu
Bahwa kesakitan itu bukan untuk melemahkan
Tapi menguatkan jiwa di saat rapuh

Kini adalah masamu
Penyempurna masa lalu
Mengantarai dua warna melebur padu
Kau memulakan semua rasa
Dan aku mengakhiri nista yang pernah kurasa
Pada waktu...
Kita adalah pemiliknya dalam satu

Apa yang kau bisa...aku pun bisa
Sebab aku bukanlah wanita bodoh
Meski hatiku mudah tersentuh


Demikialah puisi ungkapan kata hati untuk kekasih Simak/baca juga puisi hati yang lain di blog ini, semoga puisi kata hati diatas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.