Skip to main content

Prosa Merdeka Atau Kalah

Prosa Merdeka Atau Kalah
Prosa merdeka atau kalah. Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu. aturan, serta kekuasaan dari pihak tertentu. merdeka merupakan sebuah rasa kebebasan bagi makhluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat sekehendaknya. begitupun halnya pada manusia,  merdeka artinya terbebas dari segala tindakan, atau bebas melakukan apa saja yang sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Merdeka atau kalah satu dari dua judul prosa di kesempatan ini, adapun masing masingjudul prosanya antara lain.
  1. Prosa merdeka atau kalah
  2. Prosa bisu
Bagaimana cerita dan makna dibalik pragraf kedua prosa tersebut, untuk lebih jelasnya silahkann disimak saja prosanya berikut ini.

Merdeka atau Kalah :

Memecah satu jadi seribu, bagai perlombaan mengungguli peserta untuk kemenangan yang gemilang.

Menyusun dan mencermati tiap-tiap langkah, agar terprogram semua sesuai keinginan atau yang hebat, ingin semua sesuai ke "aku" an egoisnya.

Menutup celah agar tiada kebocoran atau mengawasi semua di atas pengaruh kekuasaan penuh, untuk menterahkan bahwa dialah sang penguasa wacana.

Berbedakah, darah pekerja kasar yang tergaji oleh seorang juragan ?

Atau nasi mereka lebih mahal, dari yang terjual dipasar masyarakat ?

Butiran padi masih sama dan pupuk pencitra rasa, tetap satu warna, ke mana dan di manapun menaburnya. Dan lembar-lembar rupiah tetap berharga, walau di pegang pengemis, pecundang atau seorang pengusaha ternama.

Hanya tetes keringan yang mematri nilai lebih tinggi atau begitu rendah, walau seorang konglomerat yang mengaksikan menjadi sebuah kesombongan diri.

Nyawa tetap nyawa dan darah tidak akan menjadi biru, kesempurnaan tertuntun usaha darma diri, bukan bantuan atau karna orang lain.

Setiap insan berhak bicara, merah putih atau hitam, sikap pembawaan, namun gelap bukan berarti selalu padam, sebab terang terbantu oleh temaram.

"Berjuanglah, di dadamu harganya dirimu"


BISU :

Berdiri mengambang pada celah dan arah yang semakin kabur tertutup kabut.

Kadang merah terlihat mengampar di cakrawala, berkobar bagai bara api yang panas menyala. Atau menghitam penuh mendung yang berat akan air hujan. Semua tampak tanpa rasa hingga tiada ekspresi yang menuansai awan-awan biru.

Aku ingin hujan dan basah oleh tetes-tetesnya yang menyejukkan, memadamkan semua api dan mencairkan semua kebekuan yang lelah untuk terpikul. Berbaring dan tergenang hingga hilang tenggelam dalam lumpur yang menghitam.

Dunia adalah perjalanan tinggi dan rendah, namun lelah akan tersungkur membawa luka-luka yang terus dan terus mendera siksa di hari yang sepi sendiri.

Jemariku hidup di antara hurup-hurup yang ku eja dan tertulis sebagai imajinasi hayalan alam maya. Berkisah, bercerita, mendongeng, bersabda dan menghukum, namun semua tertera dalam lembaran bernilai rupiah milik orang, bukan hidup menjejak tapak kaki.

"Hujan datanglah, rindu ini bersamamu"


Demikianlah prosa merdeka atau kalah. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.