Skip to main content

Puisi Teras Dermaga | Puisi Dermaga Terkahir

Puisi Teras Dermaga | Puisi Dermaga Terkahir
Puisi teras dermaga. Pengertian dermaga adalah sebuah bangunan yang dirancang khusus pada suatu pelabuhan yang digunakan sebagai tempat kapal untuk ditambatkan atau merapat untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang dan penumpang kapal.

Dermaga bukan hanya sebagai tempat untuk melakukan bongkar muat barang atau penumpang akan tetapi dermaga juga digunakan sebagai tempat melakukan pengisian bahan bakar, air bersih, air minum ataupun saluran air kotor atau limbah.

Puisi teras dermaga, satu dari dua judu puisi tentang dermaga, adapaun masing masing judul puisinys antara lain.
  1. Puisi teras dermaga
  2. Puisi selamat tinggal dermaga.
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Hitam mulai membayang Diujung teluk matahari yang tenggelam Menyapu pesisir bibir pantai mengelam, penghuni kapal dengan segala rasa di dada samarkan deru mesin di geladak waktu pun mulai berkejaran dengan ombak". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisinya berikut ini.

PUISI TERAS DERMAGA

Sunyi melati terkulai
Terbungkus angin senja menampar
Merepih lirih reriuhan daun berjuntai

Sayup seruling camar merobek
Telinga jingga diteras belah cakrawala
Menyuling aroma lembut keindahan panorama

Gelepar kelelawar mengumbar
Kepakan hitam sayap petang menyambar
Mengadu bisik dari seru tak terdengar

Guratan hitam mulai membayang
Diujung teluk matahari yang tenggelam
Menyapu pesisir bibir pantai mengelam

Sinar perlahan memudar
Bersama desahan ombak menhantar
Jauh karang yang semakin karam terdampar

Biru kini berkolam beludru
Memadu warna dari jingga kelabu
Menghampar pasang sudut dermaga terlabuh

H.S
PLB. 240515


Puisi Selamat Tinggal Dermaga
Husain Ismail

Gemerlap lampu di sekeliling dermaga
melepas kapalku terjang gelombang
jerit panjang sirene mengucap selamat tinggal
pada nyiur yang melambai

Seribu camar teteskan air mata haru
sorot mercury kian jauh
gemuruh ombak kian riuh

Gaduh penghuni kapal dengan segala rasa di dada
samarkan deru mesin di geladak
waktu pun mulai berkejaran dengan ombak

Derak jangkar hilang tak terdengar
bersama hilang bayangan dermaga

Entah aku tak pernah tahu
bilakah ombak bawaku kembali di sini

Walau berat rasa ini merajam hatiku
rela dan ikhlasku berlalu
selamat tinggal dermagaku
bawalah daku samudera

Usah menangis camarku
sabarlah kau karangku
tersenyumlah ombakku
damailah kamu dermagaku

Tlk. Bayur,241116, Husain Ismail
--------

Demikianlah puisi teras dermaga. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.