Skip to main content

Puisi Guguran Daun Semusim

Puisi Guguran Daun Semusim
Puisi guguran daun semusim kita bersama terselip di kedua bola mata menjelaga, penuh keraguan ketika engkau bertanya adakah kita mampu terus bertahan pada keadaan yang merindu, bergurguran kenangan,  jika aku salah tak ingin melihatmu susah namun jika benar aku lemah tak ingin memberikanmu resah.

Begitulah penggalan bait puisinya, ada tiga judul puisi yang berkaitan dengan kata gugur dan kaa daun kita update pada kesempatan ini, judul puisi antara lain:
  • Puisi Guguran Daun Semusim
  • Puisi Semusim
  • Puisi Sehelai daun.
Seperti kita ketahui. Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk f0tosintesis. begitulah kira-kira pengertian dari daun. Bagaiman puisi tentang daun, atau puisi yang berkaitan dengan kata daun beriku ini puinya.

PUISI GUGURAN DAUN SEMUSIM
Oleh: Yang terlupakan

hari-hari yang ku lepas
semakin tak berirama
oleh sebab cerita ini terpenggal di setengah perjalanan

namun tak mengapa
Guguran daun daun musim ini cukup membuat ku tau..
seberapa berartikah diriku

Lewat lukisan masa
Kau pasti tahu
saat sang waktu meletakkan diriku
pada keadaan yang merindu


PUISI SEMUSIM
Pena Omega

ada biru terselip
di kedua bola mata
menjelaga, penuh keraguan
ketika engkau bertanya;
“adakah kita mampu terus bertahan?”

barangkali, musim panen tahun ini melimpah
hingga kita tak perlu lagi khawatir
jika esok kemarau melanda
basuh cahaya keraguan dari wajahmu

kegagalan mungkin pernah kecewakan kita
menuakan peluh pada punggung paling letih
pun sejumlah gagak turut tertawa
seakan dilontarnya kata paling fatwa

tetapi kita telah melewatinya
dan berhasil menjawab dengan cinta
cinta? apakah engkau pernah bertanya?
ah, rasanya tak perlu lagi aku berkata

Jakarta, 25 September 2015


Puisi Sehelai Daun

bila ku salah di matamu
mungkin hanya sedikit berbisa
bila ku lemah di matamu
mungkin hanya sepintas rasa

namun jika benar aku salah
tak ingin melihatmu susah
namun jika benar aku lemah
tak ingin memberikan mu resah

tak pernah terbersit sedikitpun
kaki ini kan lari menjauh
meninggalkan luka terperih apapun
sayangku tetap bersimpuh di hatimu

untuk air mata yang terlanjur jatuh
untuk kerut pasi yang terlanjur bergaris
ku mohon biarkan tuk menjadi cerminku
maafkanlah, di helai ini pun telah basah
-----------------------


Demikianlah puisi gugur daun semusim. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.