Skip to main content

Kumpulan Puisi Amarah Dan Dendam Dalam Hati

Kumpulan Puisi Amarah Dan Dendam Dalam Hati
Kumpulan Puisi amarah dan dendam dalam hati.  Kebencian yang terpendam terkadang mengusik jiwa hingga merasa kecewa lalu marah muncul, sebab kekecewaan sudah tak sanggup lagi dikendalikan, lalu amarah pun terjadi, dan umumnya ketika marah dikarenakan adanya faktor kecewa atau ketika batin tak sanggup menerima kenyataan yang ada sehingga amarah dan dendam mengusai jiwa serta pikiran.

Amarah dan kebencian terkadang searah sebab ketika sesorang tak sanggup menahan emosinya, biasanya orang tersebut akan marah karena kecewa dengan keadaan sehingga kebencian pun kadang turut andil didalamnya yang membuat dendam dan benci dalam hati tercipta.

Jadi apa pengertian amarah. Amarah adalah emosi alami yang datang dari dalam jiwa manusia, dan umumnya ketika marah akan merusak konsentrasi sehingga terkadang sesorang yang marah tak fokus, sehingga kehilangan arah tujuan dalam berbicara, jadi dapat dikata seseorang yang marah terkadang nawur kalo berbicara, karena kehilangan kosentrasi.

Akan tetapi terkadang juga marah atau amarah tak selamanya berdampak pada hal yang negatif.  Kadang juga amarah atau marah bisa membantu untuk mengetahui hal hal tertentu, dari seseorang yang memebuat kita marah. dan terkadang juga amarah atau marah mendeskripsikan bahwa perasaan seseorang tersebut terluka hatinya,

Kumpulan puisi Amarah dan dendam yang terpendam dalam hati 

Amarah biasa juga disebut marah, dan biasanya amarah muncul karena seseorang atau sesuatu hal yang tidak memperlakukan kita dengan benar. Terkadang dengan kehilangan kesabaran biasanya menimbulkan amarah karena emosi jwa dan kekecewaan. Berkaitan dengan kata kata tentang amarah atau marah. di bawah ini beberapa kumpulan puisi tentang amarah. Ada empat judul puisi amarah. salah satu baitnya. "Aku bosan dengan semua ini Aku muak marah dengan kegundahan ini Hati jadi tak tenang Jiwa jadi gersang tak beraturan aku hanya aksara diukir dari lubuk hati mendalam bukan kusengol kiri kanan". Selengkapnya puisi tentang amarah , silahkan disimak saja berikut ini.


PUISI AMARAH

Mengapa slalu ada amarah
Slalu ada emosi
Walau setitik saja salah
Walau sekejap saja khilaf

Aku bosan dengan semua ini
Aku muak dengan kegundahan ini
Hati jadi tak tenang
Jiwa jadi gersang....

Sebenarnya ada apa dengan dirimu
Yang selalu mengagungkan ego
Yang selalu mengumbar emosi
Aku lelah. ....

Aku yang menyayangmu
Tetap teguh dalam cinta
Berkali ku rasa kesal
Tetap ku jaga hati dan asa......

Trianayana
Bengkulu,16/12/14


PUISI MARAH
Oleh :siamir marulafau

tak bermaksud menabrak puisimu
aku bukan sebuah truk
suka meintas di jalan raya tak beraturan
aku hanya aksara diukir dari lubuk hati mendalam
bukan kusengol kiri kanan
....
meskipun kuklakson berkali-kali
aksaramu melintas selalu di benak
aku jadi penasaran
inspirasiku menerawang jadinya
jika dikau selalu menyangka tidak tidak
luruskanlah jalan sampai ke tepi tak berjurang
jalan raya yang lurus masih terbentang

sm/25/02/2015@siamir


PUISI MARAH

Letih hati merintih
Lelah jiwa telah kalah
Rasa berkecamuk remuk
Amarah mengangkara murka

Bagai dihempas lepas
Hilang logika nafsu berkuasa
Terbakar api kian panas
Menghanguskan segala rasa

Melawanpun percuma
Menghindarpun rasa percuma
Marah telah membuta
Hancurkan semua yang ada

Lintang Kejora
16032016


PUISI MARAH

Di puncak katulistiwa
Di negeri berpulaukan kalbu
Engkau senja di antara sukma nirwana
Yang kokoh terbiaskan masa

Di ujung cakrawala
Gudang antara dunia fana
Gejolak terendam tangan
Kebisuan menuai tua

Di sela rerumputan
Terbuai sepoi panas gerah, tergeram
Sepucuk!
Kalbu mengutuk

Ngawi, 16 Okt 2015.

Demikianlah puisi amarah dan dendam dalam hati. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi tentang amarah dan marah di atas dapat menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.