Skip to main content

Kumpulan Puisi Emosional - Puisi Pecundang

Kumpulan Puisi Emosional - Puisi Pecundang
Kumpulan Puisi Emosional Puisi pecundang. Menurut kamus bahasa indonesia, pencundang adalah berkaitan dengan seorang yang menipu, tetapi dalam kehidupan sehari hari, pecundang biasa diartikan pengecut, jadi apa arti pengecut artinya penakut atau atau munafik, jadi kedua kata ini pengertian hampir sama, yaitu kata kata jiwa berontak dan tidak baik dilakukan.
Kumpulan Puisi Emosional - Puisi Pecundang

Ucapan kata tentang pecundang biasa terjadi karena emosional, sehingga mengumpat sesorang dengan kata kata emosi seperti dasar pecundang dan lain sebaga, umnya ini terjadi karena tak bisa mengontrol esmosi yang  berlebihan sehingga kata kata umpatn di ucapakan, dan berkaitan dengan kata kata emosi dan kata pencuntan tema puisi kali ini, yaitu kumpulan puisi sarkasme atau puisi emosional tentang kata pecundang.

Kumpulan Puisi Emosional - Puisi Pecundang

Pecundang bermulut beo, satu dari beberapa puisi emosi yangg bertema pecundang yang di update dikesempatan ini adapun masing masing judulnya, antara lain.
  • Puisi pecundang
  • Puisi pecundang bermulut beo
  • Puisi potret lelaki pecundang
  • Puisi panggung para pencundang
  • Puisi pecundang
Salah satu penggalan baitnya. "Disaat ku terkapar tak berdaya Kau asyik bercʋmbu liar Gemuruh rasa berontak. kesal emosi ingin lepas. umbaran pesona rayuan urap Rupa dipoles seolah tampan nan gagah mantra senyum tutur lembut membuat hanyut para wanita hati berkata engkau pecundang". selengkapnya dari bait ini. disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI PECUNDANG BERMULUT BEO

Di bawah pohon itu
aku berdiri
kala secuil khayal hitam memporak porandakan rasa
kala hati tak dapat sejalan dengan rasa
aku lelalah Tuhan

Disana
aku ingin beratanya
namuan pada siapa akau bertanya
hati kecil menjawab.... batin menjawab
engkau telah di tinggalakn

Siapa yang meninggalkan?
mereka yang kau didik sampai bisa
kini mereka ingin menikammu dari belakang
dan dan bahkan ingin menghancurkanmu
dengan cara pecundang

Gemuruh rasa berontak
kesal emosi ingin lepas
namun hati berkata
sabarlah
jangan membalas
semua akan indah pada waktunya

Hati berkata
tak kau lihatkah burung beo disana.?
yang selau menyapa orang yang dilihat,dan bahkan mengodannya untuk terus bersama?
tak pernah mendengarkah pecundang pecundang yang kena karma dengan kebohogannya?
tak pernah mendengar kah siksa bagi mereka yang selalu memfitnah orang?
tak pernah mendebgarkah lirik sebuah lagu, ngomongin orang kaya sudah jagoan
sabarlah....semua akan indah pada waktunya

Hening sejenak
Diam ku lalu tetunduk
rasa berontak sekarang kala dengan kata hati

Dalam risau hening aku beranjak
langkah gontai melangkah dari bawah pohon itu
tergumam kata dalam hati
Tuhan.....Maaf akan aku

#anderline,
BLP 040714


PUISI PECUNDANG

Wahai pecundang lihatlah
Kini hidupku lebih berwarna
Kini hidupku lebih hidup
Dan aku pastikan
Bahagiaku lebih indah dr bahagiamu

Dulu..
Disaat ku terkapar tak berdaya
Kau asyik bercvmbu liar dg wanitamu
Dan kau sisakan segores luka yg kau sayatkan dihatiku

Dan kini..
Aku bersyukur
Tuhan telah jauhkan aku
Dari pecundang sepertimu


PUISI POTRET LELAKI PECUNDANG

Malam yang menjegal seisi mayapada
Pada hantaran indah setiap gadis memanja, jamuan aksara sutera
Mengkerdip mata dengan sejuta harap, umbaran pesona rayuan urap

Rupa dipoles seolah tampan nan gagah
Dengan mantra senyum dan tutur lembut membuat hanyut para wanita

Aku terheran di sudut tirai
Melihat lincah geol sang pecundang
Dengan seribu janji harapan palsu
Menadah namun tak miliki tujuan pasti

Yang pada hakikat meracuni diri sendiri dengan peluh, tangis, tragis, miris dipenghujung masanya
Tinggallah potret usang tak bernyawa hancur termakan usia.

‪#‎kinar‬
Jakarta, 29 oktober'15


PUISI PANGGUNG PARA PECUNDANG
By ; Srihan

Panggung itu lalu riuh oleh nyanyian
Para pecundang ...
Mereka terus bernyanyi tentang kebusukan
Sambil telunjuknya menuding orang
Padahal saat telunjuknya menunjuk orang
diam diam wajanya menghitam
hatinya membusuk. ....
Itulah ganjaran dari fitnah yang disebarkan

Dusta yang membusa dari mulutnya
diam diam merambati aliran darah dan jantungnya ....
Membiru dipulas dendam kesumat

Tap ku yakin esok panggung
para pucundang ini
Akan bubar ....sedang penonton pun punya akal sehat dan hati nurani
Diam diam mereka bubar dan muak melihat akting murahan itu ...
Sungguh penonton itu sudah bubar...

Wahai ...
Sungguh adegan yang mengerikan
Terjadi di depan mataku...
Wahai dimanakah letak iman mereka
Manusia akan sangat mudah di provokasi
dengan berita dusta berbungkus fitnah
Tapi penglihatan Tuhan maha tajam dan seksama....Sungguh Allah Tuhanku maha Adil
Lagi bijaksana....
Yaa Allah Ya Adlu ya Hasib
Allah Maha Adil. Dan maha menghitung
Amal dan dosa hamba hamba ciptaanNya

Sedang malaikat maha mencatatat
Setiap perilaku mahluk mahluk
di mula bumi ....


PUISI PECUNDANG
Oleh: Jumini Nizam

Terlalu kecil inginku, sekedar berucap tuk menyanggah
Meski luka di dada perempuan berhati mulia itu, lebih membuatku sakit dari seribu jarum yang menancap di tubuhku.
Senyum itu tak lagi dapat kunikmati, dari kedunguannya mengagumi bintang yang dikelilingi aurora. Sebab aku tak pernah mengabari tentang tebaran rasi di ketinggian rumi, hingga ia hanya melihat kerlip tanpa mengerti terik yang memeluk sebagian tubuh sang kejora.

Ini salahku; yang selalu mengunci egoku, menutup kedua bibirku.
Dan jiwa tak berdosa itu, kini terluka tak berdaya tanpa tahu perihal dosa yang mekar sebelum kehadirannya.

Tapi, aku bisa apa?
Bukankah kicau prenjak lebih riuh dari aku yang hanya se ekor pungguk di pertengahan hitam.

Lalu, diam itulah yang kini dapat kulakukan.
Menanti penghakiman sejati, atau membiarkan diri terus ditiduri caci maki.


Demikianlah kumpulan puisi emosional puisi pecundang. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.