Skip to main content

Prosa Menanti Mentari

Prosa Menanti Mentari
Prosa menanti mentari | Kutatap rembulan malam ini. Cahayanya terang benderang. Namun mengapa hatiku selalu terbenam? Kala kesunyian masih mendekap erat. Kegelapan masih bermain mesra dalam diri. Tiada asa dapat kurasakan lagi. Aku tenggelam dalam keramaian. Mengapa selalu saja tergores luka?

Duhai bulan purnama, dekaplah aku dalam pelukmu. Ingatkah saat indah dahulu? Ketika kita bersama merajut asa? Aku rebah dalam pelukmu bersama malam. Menangis dan tertawa hingga kuterlelap. Selalu indah bersamamu wahai rembulan. Mengapa malam ini masih ada goresan dalam hatiku? Pedihnya masih kurasa saat kau pergi....

Kini rembulan sempurna. Namun hatiku masih setia. Andai saja kau datang kembali. Akan kuraih asa bersamamu lagi. Akankah purnama memayungi hati? Mendekap mesra diri? Hingga lenakan aku dalam buaian malam, bersama pujangga hati. Terpaksa aku sendiri, untuk sementara saja kini. Bersabar menanti esok, meskipun kulelah... Kumohon jangan kau gores luka kembali seperti semalam dan yang telah lalu.

Menanti mentari.

Dewi Rose
Bekasi 220516

Terima kasih sudah menyimak/membaca prosa menanti mentari. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga prosa di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.