Skip to main content

Puisi Tema Kehidupan | Puisi Tentang Kehidupan

Puisi Tema Kehidupan | Puisi Tentang Kehidupan
Puisi tema kehidupan. Puisi kehidupan, sebagaimana diketahui kehidupan adalah sesuatu hal yang sulit dikarenak hidup adalah sebuah proses pengenalan diri dengan makluk ciptaan Tuhan yang lain, jadi kehidupan kita di dunia ini, bukan hanya kita sebagai manusia namun segala sesuatu yang hidup. dan bekembang semua menjalani proses yang namanya kehidupan.

Jadi apa makna dari kehidupan ini. definisi kehidupan manusia bersifat deskriptif kehidupan merupakan ciri organisme yg menunjukkan semua atau sebagian besar dari semua fenomena yang kita jalani di dunia ini.

Berkaitan dengan kata tentang kehidupan dibawah ini beberapa puisi dengan tema kehidupan di tulis Oleh vivie jelita, biasa menggunakan Nama Pena Angin Malam, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi perjalanan dunia
  2. Puisi prahara
  3. Puisi masih kosong
  4. Puisi salahkah tiada sempurna
  5. Puisi telah terlupakan
  6. Puisi kasih ayah
  7. Puisi tertinggal
Bagaiman cerita dan makna di balik rangkaian bait bait puisinya. untuk selengkapnya silahan disimak saja puisinya berikut ini, di mulai dari Perjalanan dunia.

Puisi Perjalanan Dunia

Gelombang menghamparkan tepian prahara...
Menggelembung pecah menakutkan dada...
Berakhir pasukan di butiran sengsara...
Kala darma menuntut cerita...

Puing-puing menghitam singgasana neraka...
Yang larut bersama siburung menua...
Hembusan bayu hancurkan alam raya...
Tanpa jeritan lepas sudah nyawa...

Jurang yang terjal memperingatkan tentang malam...
Pada lajunya jiwa-jiwa yang di cakar oleh kelam...
Adakah hati terselubung dosa dan dendam...
Pada noda yang terpatri kian dalam...

Serigala mengancam datang legenda...
Pada insan yang mengurai cerita...
Namun dalam tegar gagah langkahnya...
Menyusuri mimpi dalam bayangan yang tidak selalu nyata...

Angin Malam
25082015


Puisi Prahara

Terdengar suara guntur petir membahana di angkasa pada heningnya malam dengan berjuta misteri tak lekang terungkap cerita...
Merobek-robek gulungan pekatnya awan dengan cakar-cakar bercahaya bagai api merah membara...
Menggema gaung-gaung kesedihan pada mereka yang lupa akan deritanya neraka hanya silau akan harta...
Hingga badai emosi menggilainya dengan sapuan angin kencang pada alam raya pertanda bencana akan tiba...

Tanpa rasa kasihan runtuhlah hujan badai mengguyur dunia tak menoleh lagi pada senyum sombong dan congkak para sikikir yang ceria...
Dengan lambaian murka di serukannya panggilan pada semua bala prajurit sungai lautan dan muara air di manapun berada...
Hingga tanpa berani menentang aruspun beriak dan gelombang terus meninggi menghempas dan menerjang apa saja...
Menghancurkan pondasi-pondasi juga markas gudang keserakahan akan pengumpul berlian dunia tanpa ampunan dosa...

Bak ribuan juta sosok iblis berwajah setan gelombang tinggi air meruntuhkan istana-istana raja berdinding ratapan anak-anak manusia...
Histeris akan jeritan yang menyayat kalbu lupa akan sebaris doa-doa tertimbun bongkahan harta dan tahta tanpa senyum meregang nyawa...
Ceceran organ-organ raga berlumuran darah berserakkan tergulung gelombang yang patuh akan satu perintah tidak tersirat bangga karna ulah manusia...
Terungkap pada siapa dan kenapa harusnya untaian rantai-rantai emas bergerigi permata di lafaskan dan di sedekahkan hingga tiada bencana di dunia...

Angin Malam
15042015


Puisi Masih Kosong

Pagi mengulang hari namun masa kian dᥱwasa...
Rembulan berganti matahari tak ingkar menyapa dunia...
Membangunkan jiwa-jiwa aneka warna melangkahi perjalanannya...
Mencorengkan waktu dalam kisah untuk memaknai asa...

Namun mimpi masih biasa di rentang cakrawala...
Birunya langit tetap tanpa isi hanya pᥱrmainan burung-burung yang mengudara...
Tanpa garis menuanya cerita merintih menggapai rasa...
Menghitung titian di raga lelah hilangnya jejak di mata...

Entah tersimpan di mana semua tetap hilang tertelan misteri...
Mengungkap mimpi kadang hayalan yang tersapu sunyi...
Menatap dengan penuh tangisan luka dan perih di kaki...
Karna benci pada masih kosongnya langkah tiada mengerti...

Angin Malam
23082015


Puisi Salahkah Tiada Sempurna

Tergolek insan tanpa daya, di murninya jiwa tanpa rasa apa-apa...
Hanya menatap dengan raut lucu mungilnya jari jemari yang terkembang di hadapan mata...
Tertawa ceria terpesona akan bayangan tangan yang kurus tertimpa cahaya...
Sibuk mendengarkan celoteh diri tanpa dapat mengerti suasana kehidupan manusia...

Boneka kah dia...bukan, ia insan tanpa nama sempurna yang mencoba merajut sebuah asa...
Belajar mengerti satu pengharapan agar dapat mengeja titian langkah-langkah di dunia...
Membangun imajinasinya indah agar lebih hidup di ingatan yang selalu akan terlupa...
Mencoba memahami waktu dᥱwasanya tubuh yang merekah bagai sekuntum bunga...

Namun mata bening itu hanya mampu tertawa polos pada badai yang datang tanpa merasa curiga...
Menyelami kehancuran masanya dengan tepukkan-tepukkan tangan tlah runtuh muda belia...
Hanyalah tangan-tangan tulus ikhlas menopanginya dan merengkuh dalam pelukkan kasih sayang menyertainya...
Hingga ia mengenal dan dikenal dunia walau tak terungkapkan di lembut suaranya menyebutkan nama...

Angin Malam
20042015


Puisi Telah Terlupakan

Meniti aral di tepi jurang kelam...
Kabur pemandangan di senja diam...
Rintihan sunyi kembalinya dendam...
Menebar noda tersudut malam...

Lantunan daun mengusik sepi...
Pada mereka yang beranjak pergi...
Jerat emosi menggumpalnya hati...
Tersambar petir hanguslah janji...

Tarian sukma terbelahnya jiwa...
Tersungkur sesal tak melambaikan cerita...
Tegarnya raga bermakna dunia...
Bila hening temannya mata...

Serpihan mimpi taburan luka...
Yang meratapi bayangan kejamnya dada...
Aku di sini merajutkan lara...
Walau sendiri tataplah prahara...

24082015
by.Angin Malam


Puisi Kasih Ayah

Tubuh renta hangus menghitam terbakar terik matahari serta masa yang telah banyak engkau lalui...
Terpatri banyak kisah dan cerita yang telah kau selami dan lalui mencari banyak arti...
Terhela dan tertatih melangkahi waktu berjalan dalam titian yang tak akan pernah pasti...
Namun rasa akan keteguhan hati pada perjuanganmu yang gigih adalah bukti usahamu akan janji...

Ayah...
Terhempas dan terhina dalam kubangan derita bukanlah jadi penghalang surutnya kaki...
Dalam tangisan dan ratapan kami akan sebongkah roti kau selalu jadi pembuai dan penyejuk di hati...
Di balik tubuh kurus tak bergizi kau simpan banyak kehangatan dan kasih yang selalu terpajang di raut berseri-seri...
Betapa kau tulus ikhlas mencintai kami dengan lelah dan letihnya mencari rejeki walau pergi tanpa perut yang terisi...

Ayah...
Walau kini kau telah renta dan hanya dapat terduduk diam bisu tanpa sebaris kata-kata buat kami...
Namun kami semua tahu betapa hangat dan kasihmu masih ada di setiap belaian sayangmu pada anak-anak kami...
Kami akan berjanji seberat dan sesakit apapun derita tak akan pernah tertampakkan di letihnya kaki...
Semangat dan pengajaranmu telah tertanam dan terpatri di hati karna kasihmu ayah akan abadi...

.Angin Malam
30042015


Puisi Tertinggal

Di gelap, di kelam, aku meraba dan mencari jejak yang tertinggal kini...
Tertatih hingga tersungkur mengingat langkah itu adakah merobek hati...
Hingga aku jauh di belakang tanpa bayangan lagi...
Dan tertutup hitam yang menghalangi bias di jurang sunyi...

Hening ini menyiksa batin dengan gaungan rindu yang menggebu-gebu...
Memukul bahkan mencaci mimpi menghanyutkan raut sendu...
Ratapan dengan tangan menggapai hanyalah angin yang menderu...
Pecah linangan histeris akan ketakutan yang semakin memburu...

Berapa malam kah telah berjalan teringat gubuk hangat kita...
Dan telah semakin kabur akan hayalan lentera yang menyinari cerita...
Dirimu lenyap membawa bahagia yang seharusnya kurasa...
Aku kaku meronta-rontakan perih dalam sepi tak kau lihat derita...

14082015
by.Angin Malam


Demikianlah puisi tema kehidupan, karya angin malam, Semoga puisi tentang kehidupan di atas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.