Skip to main content

Puisi Para Maling Negeri

Puisi Para Maling Negeri
Puisi para maling negeri. Maling negeri adalah mereka yang menjual negerinya sendiri, menguras harta kekakayaan bangsa untuk kepentingannya sendiri, tanpa memikirkan, para pemilik negeri yang lain dalam hal ini, rakyat bangsa,

Maling negeri biasanya di sematkan kepada para pejabat yang korup, atau para koruptor, yang berpura pura memebela rakyat namun sesungguh mereka hanya mencari kesempatn untuk membodohi rakyat.

Para malng negeri, salah satu judul puisi kritik sosial di kesempatan ini, adapun masing masing judul puisinya antara lain.
  1. Puisi para maling negeri
  2. Puisi tuanku yang berganti janji
Salah satu penggalan bait dari kedua puisi tersebut. "Lelucon yang bukan dari pelawak Sangat jinak tapi penuh dengan otak-otak kerak Dasi kau yang serupa temali janji, menjadi peran utama Peran utama dalam korupsi yang merajalela". Selengkapnya dari bait ini di simak saja puisinya berikut ini:

Puisi Para Maling Negeri
Karya : Penyair Kecil

Aku menikmati telʌnjangnya akal-akal maling
Seakan mereka sedang asik berc!nta
Melupakan sel penjara yang sudah membabi buta temannya
Tidak berpikir kelak terkencing-kencing

Aku menikmati lelucon yang bukan dari pelawak
Sangat jinak tapi penuh dengan otak-otak kerak
Dasi kau yang serupa temali janji
Biarkan naik turun seakan tidak berpikir mati

Aku menikmati senyum yang bukan dari tokoh drama cinta
Sangat dramatis bahkan menyentuh ludah yang
jatuh ke tanah sampai tiada
Sedang apa kalian di sana? masihkah menjadi peran utama
Peran utama dalam korupsi yang merajalela

Tegal, 25 Agustus 2015.


Puisii Tuanku Yang Berganti Janji
Karya : Penyair Kecil

Hay tuan berjas dan berdasi
Kemarin kita masih bersama
Sambil berlagu dan berwacana
Mencari simpatisan demi musikmu yang kerap kali mati suri

Selalu saja kau datang dengan sayup-sayup suaramu
Memberikan diskusi seakan pertunangan dua sedjoli mengikat janji
Tapi kini kau bukan yang dulu tuanku
Sering membuatku terluntah dalam gelitik ekonomi negeri

Kadang aku mulai teriak
Melucuti senja sampai terkoyak serupa kerak
Lalu aku tanyakan berita bunda
Adakah sisa cinta yang tiada meminta dan dipinta
Tak perlu bertanya kepada tuanku
Aku bosan
Aku bosan
Bosan denganmu yang selalu tidur dengan suratku dulu

Tegal, 25 Agustus 2015.

Demikianlah puisi para maling negeri . Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label suara anak negeri. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.