Skip to main content

Puisi Berpisah Di Batas Kota

Puisi Berpisah Di Batas Kota
Puisi berpisah di batas kota. Konsekuensi dari Sebuah Pertemuan adalah berpisah, didalam hidup yang kita jalani ini semuanya berpasang pasangan, ada mati ada hidup, begitu juga berpisah ada pertemuan pastinya ada perpisahan.

Ketika berpisah dengan orang orang terdekat dari kita pastilah merasa kehilangan, namun di balik kehilangan tersebut ada hal hal yang dapat di pelajari untuk hari kedepannya, berpisah tak selamanya, kehilangan selama-lamanya terkadang suatu perpisahan menjadi bentuk pertemuan yang tak disangka- sangka.

Berpisah di batas kota. satu dari tiga puisi kali ini bertema puisi kota, adapun masingmasing judul puisinya antara lain.
  • Puisi berpisah di bataa kota
  • Puisi dari kota
  • Puisi malam di kota kecil
Salah satu penggalan bait puisinya. "Mengukir indah kata kota, Di sebalik sendu mata mentap batas kota Pada perpisahan di ujung surya opera kehidupan dalam nyata, Kehormatan raja kecil bertumbuh Sikapnya dipandu debu,polusi dan angin Hanya memahami setiap ingin". Selengkapnya dari bait ini, disimak saja puisi tentang kota berikut ini.

PUISI BERPISAH DI BATAS KOTA

Senja di batas kota
Mengukir indah senyum santa
Di sebalik sendu mata
Pada perpisahan di ujung surya

Jabatan erat seakan mengikat
Pada sepi hari yang seakan telah tertambat
Dalam jemari santa yang berpeluh hangat

Kota seribu kenangan kini menjadi tempat
Sebuah perpisahan pada ucap tak sempat
Dalam pembicaraan yang tak sampai tamat

Deru bus kota menghantarkan tangan santa
Di lambaian terakhir jemari bertemu sapa
Pada jejak rasa yang tersimpan di benak lara

Senja ..
Kini tak berpesta
Pada opera kehidupan dalam nyata
Hanya menjadikan sebuah warna
Pada hitam yang menjelaga

Senja di batas kota
Kini hanya mengukir di airmata
Pada perpisahan aku dan dia
Batas sunyi ujung kota

HONY 241114 SKB/PLB/WRK


PUISI DARI KOTA

Wahai, jika bebas menjadi sebebasnya
sedikit tata lantas murka
kitab tatanan lupa dibuka
kepada teladan jiwa bertanya

Kehormatan raja kecil bertumbuh
Sikapnya dipandu debu,polusi dan angin
Hanya memahami setiap ingin
Injak kepala mengikat tubuh

Wahai, andai sungai sungai kembali bersih
mestilah sang raja tak lagi risih
memilah mana hak ataukah tersisih

Jika pencakar langit sama asri seperti hijau
mungkin tak ku dengar keluh perantau
seperti ceritaku dulu kepada engkau
_
Irawan
Tg pandan sept 2015


Puisi Malam Di Kota Kecil
Karya : Penyair Kecil

Semula aku ingin menutup rangkuman dari kilas kota kecil, bermalam sendiri, hingga musik mulai terhenti
Kemudian aku berjalan, sejajar dengan roda-roda becak yang berputar pelan
Langkah awan menyiumi jidat-jidat penyair jalanan
Sesekali tumbuh jiwa-jiwa yang kerdil, lalu melepas dan menyimak arah awan pergi

Ketika semua terasa mengambang, jatuh pelan di pot-pot kayu, aku sendiri
Bercerita pada rak buku yang memandang pedih, lalu aku sesekali
mendengar jam mengatakan malam merangkak pagi
Dan kusimak awan, pot-pot kayu pada malam
Mungkinkah aku harus menyinggung dan menyudahi

Atau memang aku sudah digenggam dan terhenti ketika pagi?
Lalu kenapa mereka tak mendiamkan jarum emas di balik jam kristal kuno itu?
Apa aku harus berjalan lalu menyimak awan
Yang mengatakan, kau telah digenangi jiwa-jiwa kerdil?

Tegal, 8 Okt 2015.

Demikianlah puisi berpisah di batas kota. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.