Skip to main content

Puisi Pendek Catatan Harian Seseorang

Puisi Pendek Catatan Harian Seseorang

Puisi pendek catatan harian seseorang. adalah kata kata puisi catatan hati yang mengungkapkan perasaan, pengalaman, atau pemikiran sehari-hari seseorang dalam bentuk puisi singkat.

Puisi yang pendek atau puisi yang singkat ini mencerminkan perasaan, pengamatan, atau momen penting dalam kehidupan penulisnya, karena berisi cerita cerita kehidupan yang dikemas dalam bentuk puisi pendek maupun prosa yang menggugah hati.

Dengan puisi catatan harian ada hal-hal positif serta pesan moral yang bisa dijadikan sebagai motivasi dan pelajaran yang berharga dalam kehidupan.

Puisi catatan harian dipublikasikan blog puisi dan kata bijak ini tanpa judul bisa, tetapi intinya adalah berbagi potongan kehidupan sehari-hari dengan cara yang artistik dan emosional.

Lalu bagaimana isi puisi pendek tentang catatan harian, apakah di antara nya bermakna seperti puisi pendek harapan, Yuk kita simak saja catatan harian berikut ini, dalam bentuk puisi pendek catatan harian sesorang.

Puisi pendek catatan harian seseorang

Mungkin dulu mereka sakit karenamu ketika aku ada...
aku pun sakit bukan karena kamu tapi karena mereka.

Aku kini tak bisa melihatmu lagi kau di mana...
sesungguhnya aku merindu akan sosokmu yang dulu.

Malaikatku bantu aku menyelamatkan cintaku yang sesungguhnya, ulurkn tangan sucimu...
pegangi aku agar kutak terjatuh tenggelam dalam kubang goyah yang menedalam...
jauhkn semua yang mengganggu,,
aku hanya ingin dekat denganMu...
Aku diriMu, ROBBku...
Amiiin....:

Bila tak suka bicaralah
jangan seperti itu...
karena aku sangat mengenalmu..

Jangan berharap kebaikan di balas dengan kebaikan karena itu pamrih...
tapi ketika kebaiknmu di balas dengan keburukan...
jangnlah membenci, karena akan ada Tuhanmu yang kan membalas kebaiknmu itu dengan tidak di sangka. dan kan datang dengann berjuta keindahan...

Di saat kau sedih, aku selalu ada untukmu..
tapi disaat aku sedih, aku tak butuh siapa-siapa,,
karena aku tak mau kau ikut larut dalam kesedihanku..
itu semua karena kusayang kau..
tapi aku punya Allah, yang kan sellu ada
tau dan mengerti aku..
apa yang semestinya aku lakukan butuhkan..untuk kebahagiaanku...
kini dan nanti.

Sebuah pengertian bukan hanya untuk diharapkan
tapi pengertian pun meminta sebuah pengertian untuk bisa dimengerti...
bukan hnya untuk mengharap...

Berakhir seperti angin saja
tak tau arah anginnya dari mana
tau-tau diri terbawa begitu saja
tanpa ada yang menolong

Bila tak bahagia pergilah cari bahagiamu
karena aku mungkin bukan bahagiamu
karena aku sendiri tengah terpuruk
dan kau pun tak mampu menolongku
meski dsini memnta pengharapan

Bersembunyi di balik keceriaanku
berharap sedikit upn takkan terlihat kesedihan walau hany setitik yang tergores dari sebuah tinta...

Dan. inilah saatnya.
semua benar-benar telah berakhir.

Kubunuh kau dengan ketidak adaanku.
biar kau mati perlahan karena menahan rindu padaku.

Jangan berharap penghargaan....
bila kau sendiri tak bisa menghargai...

Itulah dirimu.
lupa kalo masih ada sangkutan tanggung jawab atau purapura lupa...
semoga tidak ada lagi korban yang lain....

Aku mencintai segala kekuranganmu dengan segala kelebihan yang aku punya
dan kuharap kau pun begitu, mencintai kekuranganku tanpa mlihat kelebihanku

Aku tidak mengatakan bahwa aku wanita punya kelebihan
justru aku wanita yang sungguh banyak kekurangn
tapi di balik kekuranganku
justru org mnilai dsitulh letak kelebihanku
semua ini di luar kuasaku
jadi tanyakn pada orang itu
semua pun Allah yang berkehendak...

Apa yang menjadi suara-suara di hatimu akan menjadi lisanmu
dan apa yang ada di lisanmu kan menjadi tindakanmu
Maka bersuara baiklah tentang apa yang ada di hatimu
karena itu kan menjadikan prasangkamu atas hubungnmu dengan sesamamu
terutama dengan Sang yang Maha Pencipta akan adanya dirimu
di dunia yang tidak akan kekal ini...

Sebuah penantian yang sia sia....
tetap saja lisanmu tidak mengenakkn hati...

Ketulusan itu tidak seprti orang bersedekah di depan mata...
tapi ketulusan itu di rasakan di hati....
dan bukan pula di lihat hanya dengan satu kata yang terucap...
sebab satu kata bisa banyak arti...
tetapi hati
Hanya kita yang dapat merasakan

Aku bukan hanya ingin melumpuhkan ingatan mu
tapi ingin membunuhnya
biar habis sudah memorymu tentangku
biar benci yang ada dihatimu
berubah menjadi bahagiamu.

Akhir dari sebuah penghrapan
karena telah habis sudah kata untuk memohon
biar saja menjadi kenangan untuk menjadi kekuatanku dalam kenyataan yang ada...
bahwa kini aku telah sendiri
Tanpamu...

Pagi baru saja membuka matanya
di saat sukmanya belum juga terkumpul
terkesima meliht apa yang ada di hadpannya
itu kau..datang dengan sambutan keterkejutanku
maaf atas salahku yang dulu dan terima kasih atas kembalimu

Hingga di sudut ujung bagian manapun di dunia ini
ketenangan diri itu ada di sini
di hati. ketika hati kita denagnnya denganNya

Ikhlaskan saja semua yang menjauh menghilang darimu...
Yakilah bhwa Allah akan menggantikn dengan rezki yang berlimpah indah...

Pergi saja lamunanku
jagan kau mengganggu pikirnku
aku bkn siapa siapa


Patah akar...
ngga akan numbuh lagi tunas yang baru,,,
karena aku memangg ngga pernah menanam lagi...
selain akarku yang patah tadi....

Selama tinggal cerita november kelabu...
selamat datang bulan desember bulan di akhir tahun...
smoga bulanmu kan seceria bulan september ceria...
untuk cerita ke depanku...
semoga...

Di tengah keramaian pun aku masih merasa sendiri,,,
seakan tiada kawan...
karena yang kuingin hanya kamu...
mengertilah

Aku mau berbagi cerita...
tapi apa yang aku dapat....
penghinaan.

Tak ada yang mncari, dan tak ada yang di cari...
bertemu di persimpangn dan kini telah jalan bersama...
walau tidak bergandengan
tembok nyata jadi saksi sekaligus pembeda
bahwa itu ada dan di rasa.
rumit..

Kita sama salah untuk satu rasa Nyata
tak lihat celah tetap menembus
kaparah pun tak terhirauakan
tetap saja Ada, bagaimana bila benar terjadi
bayang pun sulit gʌmbarkan
goresan rumit tak terjangkau
bila biarkan pergi, meski tak pernah ada InGin
melawan arus yang tengah melawan, sanggup..?
Tanyaku sendiri pun tak terjawab, bagaimana dirimu..?
tanya uji setia atas tunggu jawab hati..

Gairahmu meredam
sapaku pun bimbang
inginku ada, tapi aku takut kau tak berkenan
ragu

Jangan menipu diri atas rasamu susah kan hatimu saja
buat kau terkurung dalam diam sepi...
sapa dia jangan siksa hati karena terpukul untuk egomu sndiri....

Butuh percaya untuk memastikan hati...
bila sudah tak punya...
sudahi sajalah...
biar tak sia- sia..

Jenuh tengah menggelayut di benakmu, begitu jauh kini tiada terengkuh...
menggantung hati tanpa kepastian yang selalu mengharap dalam tanya yang tak terjawab...
apa kabar cinta
disini aku mnunggu...

Telah terbaca bahwa tidak ada ketulusan di sana
tak menerima kekurangan, hanya mencintai lebihnya
jangan kembali bila tak bersedia, karena aku takut kau kecewa
belajar merangkul sesuatu yang tidak pernah kau harapkan..
perbaiki hatimu, ujilah ia..
karena sesungguhnya aku tak punya apa-apa untuk bisa kau banggakan...

Aku mau ketulusan
bukan keterpaksaan.
beda rasanya

Aku bukan patung..
aku manusia yang punya perasaan
#siang yang menjengkelakan

Jangan teriak
karena dengan hatimu pun kau bicara
aku bisa memahaminya
hanya saja kali ini kau berbeda
kutak bisa mengertimu

Mestinya cinta
bisa meredam amarah...

Bumi pun menangis melihat kemungkaran yang terjadi di dalam alamnya...
karena bumi di cipta berpasangan denga langit....
langit kini pun ikut bersedih terhadap apa yang terjadi pada bumi...
meski kadang kejam

Dua dunia sama kucinta.
ada tapi serasa tiad
sepi... kosong...
walau di sekelilingnya bising....
seperti terabaikan..

Selalu tertawa untuk menghibur orag lain...
sementara hati sendiri menangis tiada yang mau tau....

Demikianlah. puisi pendek catatan harian seseorang. atau puisi singkat diary seseorang. Simak/baca juga puisi pendek yang lain di blog ini, semoga puisi catatan harian diatas dapt menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.